GOD’s Grace, it’s only GOD’s Grace

Belakangan ini banyak yang menyakitkan hati saya dan membuat hidup terasa berat. Selain karena sakit campak jerman yang melanda, dan akhirnya yang juga tertularkan pada mama saya, dan banyaknya tugas kuliah yang menumpuk dan tugas pelayanan yang mengelilingi, ada satu hal yang bila saya dengar, rasanya saya tidak dapat berkata apa-apa.

Saya rasa tidak hanya saya, ada beberapa teman yang juga pernah meng-update status Facebook nya yang berkata kira-kira seperti ini: “Hari ini saya bertemu dengan seorang atheis yang tidak mengakui Tuhan, padahal matahari, bulan, bintang dan hidupnya merupakan pemberian Tuhan, tetapi ia tidak mau mengakuinya.” Ada teman yang mengatakan bahwa ajaran agama itu adalah indoktrinasi. Dosen saya juga menceritakan tentang paham Marxisme yang berkata bahwa agama itu candu. Agama itu menurut mereka adalah pelarian orang-orang bermasalah. Mereka atheis, orang-orang yang tidak mengakui adanya Tuhan.

Hati saya begitu sakit. Bahkan ketika menulis ini pun masih terasa panasnya dan sedihnya hati ini ketika mendengar setiap kata-kata yang mereka ucapkan. Rasanya lebih baik saya tidak perlu mengajak mereka bicara soal Tuhan daripada harus mendengar mereka berbicara seperti itu.

Saya tidak suka mengubah orang. Tetapi saya begitu mengasihi teman-teman saya, sahabat dan keluarga saya, sehingga saya berusaha memberi yang terbaik untuk mereka. Dan saya tidak dapat memberikan apa-apa, sebab saya tidak memiliki apa-apa. Yang saya miliki hanya iman dan Tuhan Yesus. Itulah yang dapat saya bagikan.

Bila saya mengajak teman-teman saya untuk ikut suatu acara Gereja, saya tidak berminat mengubah mereka, saya hanya ingin memberikan sesuatu yang baik bagi mereka dari apa yang saya bisa. Itupun demi kebaikan mereka, bukan kepentingan saya, bukan sok religius. Tindakan saya mengajak teman-teman saya hanyalah pekerjaan yang juga digerakkan Roh Allah untuk membuka hati mereka untuk Tuhan.

Bila saya mengajak teman-teman saya untuk belajar hidup suci dan belajar mencapai kekudusan, bukan karena saya sok suci atau ingin dianggap suci dan bukan juga alasan supaya saya tidak dikira sok suci saya mengajak teman-teman saya untuk belajar hidup kudus bersama. Kalau soal ini, memang hakikat setiap manusia memanglah kudus, “sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus. –  1 Petrus 1 : 16.” Paus Yohanes Paulus 2 sendiri berkata, “Don’t afraid to be holy!

Saya sakit hati mendengar semua offense. Saya menganggap mereka semua, para atheis dan para minimalis dalam iman sebagai muka tembok. Rasanya seperti berbicara kepada tembok. Didengarkan pun tidak. Sampai berbusa pun ditolak mentah-mentah. Yang ada kita dianggap bodoh. Saya angkat tangan. Jujur saya sangat sangat malas dengan mereka.

Saya menyadari, bahwa segala sesuatu yang ada dalam diri manusia itu adalah karunia dari Tuhan. Termasuk iman yang berasal dari Tuhan. Jika kita seorang Kristiani atau Katolik, maka yakinlah bahwa itu bukanlah pilihan kita semata, melainkan hanya karena Rahmat dan Karunia Tuhan. Bila kita tergerak untuk ikut suatu kegiatan rohani, percayalah bahwa itu bukan keinginanmu semata, tetapi Rahmat Tuhan dan Roh-Nya yang Ia anugrahkan bagimu. Bila anda membaca blog ini pun, sebenarnya juga bukan keinginanmu atau permintaanku, tetapi dorongan dari Tuhan.

Saya berjanji pada diri saya, bila suatu hari saya bertemu dengan, orang-orang muka tembok seperti itu, daripada mendengar argumen dari mereka, lebih baik saya segera bersyukur. Tetapi saya percaya bahwa Rahmat Tuhan bukannya tidak turun atas mereka, tetapi belum.

Because every little thing you do to GOD is GOD’s Grace, and it’s only GOD’s Grace.

3 thoughts on “GOD’s Grace, it’s only GOD’s Grace

  1. Fransisca Monica, saya cukup terkesan melihat blog Anda. Terutama saya senang melihat adanya kaum muda Katolik yang mendalami imannya dan teologi tubuh yang masih jarang dikenal di Indonesia. Menarik sekali karena jarang wanita yang punya ketertarikan mendalami pengetahuan iman. Biasanya wanita lebih condong suka berdoa, bernyanyi, pelayanan namun sangat kurang dalam hal pengetahuan iman.

    Ada banyak hal cara untuk memperkenalkan Tuhan kepada orang atheis. Seperti misalnya filsafat ketuhanan, ilmu kristologi untuk menjelaskan Tuhan dalam kerangka berpikir rasional. Saya dulu pernah berada dalam posisi Anda yang merasa angkat tangan terhadap orang yang “berkeras hati”. Namun dalam perjalanan hidup saya semakin belajar bahwa mereka memerlukan pendekatan yang berbeda-beda. Tuhan mengajarkan saya untuk mematahkan pemikiran mereka. Semoga Fransisca pun pada waktu yang terbaik juga mengalaminya.

    Oh ya sebagai saran, sebagai orang Katolik hendaknya lebih berhati-hati dalam menggunakan istilah rahmat, anugerah dan karunia. Karena semuanya berbeda. Bahasa latin gratia diterjemahkan sebagai rahmat pada versi Katolik. Anugerah merupakan terjemahan dari gratia yang dipakai oleh orang Protestan. Sehingga maknanya sebenarnya sama 100%. Karunia berasal dari kata carisma yang artinya lebih kepada potensi/bakat/ keahlian yang diberikan Tuhan (misalnya kemampuan bermusik, pengetahuan iman, pengendalian diri dll). Paragraf kedua dari bawah cukup membingungkan artinya karena mencampurkan ketiga kata tersebut.

    Yang terakhir, seorang percaya kepada Tuhan memang hanya karena rahmat, tetapi memerlukan kerja sama manusia dalam menanggapinya. Orang Atheis bukan belum menerima rahmat. Mereka sudah menerima rahmat, namun mereka tidak mau bekerja sama dengan rahmat tersebut.

    Maju terus ya Fransisca…
    Benedictus Deus in saecula

    • terima kasih atas sarannya…
      ya, saya menyadari dan mengerti salah penulisan mengenai Rahmat,Karunia, dll… nanti saya perbaiki…

      m0n
      JCLU

  2. hey! your blog is so inspiring and religious! keep blogging oke! 🙂 viisit mine if you have time okey! xoxo
    whenolenspeaks.blogspot.com

Leave a comment